Eliminasi Hepatitis, Kamu Wajib Tahu!

Acara Kemenkes RI di Grand Palace Hotel Sanur Bali/dokpri




Hepatitis telah menjadi penyakit yang bisa merenggut kebahagiaan. Saya pribadi, awalnya acuh terhadap penyakit hepatitis. Namun, ketika pemerintah gencar memperingati Hari Hepatitis maka kesadaran akan penyakit tersebut mulai meningkat.

Kemenkes RI gencar mengenalkan penyakit Hepatitis kepada masyarakat. Mulai dari peringatan Hari Hepatitis hingga mengenalkan bahaya hepatitis ke masyarakat melalui berbagai forum. Oleh sebab itu, pada tanggal 31 Juli 2018 lalu, Kemenkes Ri mengadakan acara Jumpa Blogger dan mahasiswa di Garden Palace Hotel yang beralamat di jalan By Pass Ngurah Rai Sanur Denpasar Bali.

Acara blogger dan mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kemenkes RI, dihadiri oleh para narasumber yang paham di bidangnya. Sebagai pembuka acara diisi oleh moderator dr. Widyawati, MKM yang menjabat sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat.

Blogger dan mahasiswa diharapkan bisa membantu pemerintah dengan membagi informasi kesehatan tentang hepatitis secara online. Bahkan, blogger dan mahasiswa juga diajak untuk memposting di twitter sejak acara dimulai hingga pukul 12,00 WITA.

Pembahasan tentang virus hepatitis dan cara penularannya dikupas tuntas oleh dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes. Beliau merupakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI.


Ibu dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes yang menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI/dokpri


Narasumber lain yang mengisi acara adalah dr. Ketut Suarjana, MPMM yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Tetapi, yang bersangkutan tidak bisa datang, akhirnya diwakilkan. Dan, narasumber terakhir yang mengisi acara Kemenkes RI tersebut adalah Prof. DR. dr. Ir. I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD-KGEH. Perlu diketahui bahwa beliau menjabat sebagai Anggota Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Anggota PPHI-PGI-PEGI dan Ketua Cabang Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI)-PGI-PEGI Bali. 

Hepatitis Wajib Dikenali

Pemerintah melalui Kemenkes RI sangat serius untuk mengendalikan penyebaran virus hepatitis. Melihat Road Map, pengendalian hepatitis khususnya hepatitis B dan C dimulai sejak tahun 2017. Di mana, 30% kabupaten kota (sebanyak 157 kab/kota) telah melakukan Deteksi Dini Hepatitis B dan C.

Tahun 2018 meningkat menjadi 60% kabupaten/kota (sebanyak 308 kab/kota) telah melakukan Deteksi Dini Hepatitis B dan C. Dan, pada tahun 2019 telah mencapai 80% kabupaten kota (sebanyak 411 kab/kota) telah melakukan Deteksi Dini Hepatitis B dan C.

Tahun 2022 diharapkan bisa mengeliminasi penularan HIV, Sifilis dan hepatitis B dari ibu ke anak (PPIA) sesuai Permenkes No. 52 Tahun 2017. Dan, harapan besar pada tahun 2030, Bangsa Indonesia bisa eliminasi hepatitis.


Roadmap pengendalian Hepatitis di Indonesia/dokpri


Waspadai Virus

Jika melihat dari jenis virusnya maka virus hepatitis terbagi dalam virus Hepatitis A, B, C, D dan E. Untuk lebih jelasnya, anda bisa melihat pembagian virus hepatitis dan cara penularannya berikut ini:


Jenis virus hepatitis dan penularannya/dokpri


Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes mengatakan bahwa peradangan hati atau hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis, perlemakan, parasit (malaria, amoeba), alkohol, obat-obatan, dan virus lain (dengue, herpes). Anda juga perlu memahami gejala-gejala yang timbul.

Gejala Hepatitis A yang bisa anda pahami seperti kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit pada bagian perut, kelelahan, demam, sakit pada sendi-sendi tulang, mata dan kulit menjadi kuning. Anda perlu menerapkan pola hidup bersih agar terhindar dari virus hepatitis A. Seperti mencuci tangan sebelum makan, buang air pada tempat yang bersih dan lain-lain.

Hepatitis B sendiri merupakan infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1 dari 10 penduduk Indonesia mengidap penyakit Hepatitis B. Parahnya, 1 dari 4 pengidap hepatitis A dinyatakan meninggal dunia karena masalah kanker atau gagal hati.

Menurut dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes menyatakan bahwa Virus hepatitis B lebih menginfeksi 100 kali daripada HIV. Karena saat terkena sinar matahari (virus hepatitis B) tidak langsung mati. Kasus penularan hepatitis B lebih banyak terjadi secara vertikal, atau penularan ibu ke anak (90-95 persen).

Sisanya melalui penularan lain seperti transfusi darah dan organ yang tidak terskrining, kontak dengan darah, hubungan seksual yang tidak aman, dan penggunaan jarum yang tidak aman. Oleh sebab itu, perlunya deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil. Jika tidak ditangani secara maksimal, maka ibu yang menderita hepatitis B kan menular ke bayi yang baru lahir. Berikut, cara penularan virus hepatitis B, C dan D melalui kontak darah dan cairan tubuh.


Penularan hepatitis B, C dan D/dokpri


Cara penularan virus hepatitis A dan hepatitis E melalui kotoran atau mulut, Sedangkan, hepatitis B, C, dan D melalui kontak cairan tubuh (ibu ke anak, anak ke anak atau dari dewasa ke anak, transfusi darah dan organ yang tidak diskrining, penggunaan jarum yang tidak aman, hubungan seksual, serta kontak dengan darah). Tren virus hepatitis di Indonesia adalah hepatitis A, B, dan C. Masa inkubasi hepatitis A adalah 30 hari, hepatitis B 80 hari, dan hepatitis C 50 hari.

Perlu diketahui bahwa hepatitis B menular dari ibu ke anak. Oleh sebab itu, deteksi dini hepatitis B terhadap ibu hamil perlu dilakukan. Pemerintah melakukan program tersebut secara konsisten. Deteksi dini Hepatitis pada ibu hamil dimulai dilakukan di Indonesia pada tahun 2013 dari Provinsi DKI Jakarta. Sejak tahun 2016 pemeriksaan Hepatitis dilakukan dengan Rapid Diagnostic Test (RDT) HBsAg.

Ibu hamil yang diperiksa untuk Hepatitis B pada tahun  2018 sebanyak 1.643.204 BUMIL (39,95%) atau  meningkat 150% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebanyak 30.965 bumil reaktif (1,88%) di 34 Provinsi, 358 Kab/Kota (69,65%), sebanyak 15.747 bayi lahir dari ibu reaktif Hepatits B telah diberikan HBIg disamping imunisasi rutin sesuai program imunisasi nasional.

Tahun 2019, bumil yang telah diperiksa sebanyak 490.588 orang (9,31%) dengan 9.509 reaktif HBsAg (1,94%), sebanyak 4.559 bayi telah diberi HBIg <24 jam serta imunisasi rutin dan telah terlindungi penularan hepatitis dari ibunya. Berikut cakupan Deteksi Dini Hepatitis B di Indonesia sejak tahun 2016-2018.


Cakupan deteksi dini Hepatitis B di Indonesia tahun 2016-2018/Kemenkes RI


Namun, dari virus hepatitis yang ada, Hepatitis B dan C merupakan hepatitis yang sangat berbahaya. Itulah sebabnya, berbeda dengan hepatitis A, hepatitis B dan hepatitis C adalah cikal bakal dari penyakit hati kronis yang dapat mengakibatkan kerusakan sel hati, kanker hati, bahkan kematian. Dan, Hepatitis C merupakan virus yang dapat menginfeksi dan merusak hati, dimana virus dapat berpindah lewat darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi.

Banyak penderita hepatitis C yang berasal dari pengidap HIV/AIDS. Melalui hubungan seksual yang tidak sehat dan pemakaian jarum suntik yang tidak steril merupakan beberapa cara penularan hepatitis C.

Secara umum, berikut Tips dan Cara Mencegah Virus Hepatitis (klikdokter.com):
1. Vaksinasi. Pencegahan paling efektif yakni melakukan vaksin hepatitis A dan B. Tetapi, hepatitis C tidak bisa dicegah dengan vaksin karena tidak ada vaksin yang tersedia untuk mencegah penyakit tersebut.
2. Terapkan Pola Hidup Bersih. Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah dari kamar mandi, serta sebelum dan setelah mengolah bahan makanan.
3. Waspadai Penggunaan Jarum Suntik. Jarum atau peralatan medis lain yang tidak steril dapat menjadi sarana penyebaran dari virus hepatitis.
4. Tidak Memakai Barang Pribadi Secara Bergantian. Berbagi sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku, dan barang pribadi lain juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit hepatitis.
5. Melakukan Hubungan Seksual yang Aman.
6. Perhatikan Asupan Makanan dan Minuman. Jika Anda sedang melakukan perjalanan dan sanitasi di sekitar lingkungan tidak bersih, maka hindari minum air mentah dan lebih baik membeli air mineral kemasan.
7. Mengetahui Riwayat Keluarga Anda.
Setelah memahami hepatitis, maka kita perlu membiasakan hidup sehat. Karena pencegahan lebih baik dariada pengobatan. Selamatkan generasi bangsa dari bahaya hepatitis. Semoga tahun 2030, bangsa Indonesia bisa mencapai untuk eliminasi hepatitis. 

Sumber tulisan:
Kemenkes RI

Komentar

Yuni Handono mengatakan…
Jadi waspada ya mbak, penyakit hepatitis ini sangat berbahaya, disebut silent killer karena merupakan penyakit pembunuh manusia tanpa gejala. Tak semua penderita ini mengalami gejala awal. Inilah sebabnya Kemenkes gencar mensosialisasikan Hepatitis ini....agar tingkat penderita penyakit ini bisa diminimalisir dg memulai nya dari diri sendiri. Yuk kita cegah hepatitis menjangkiti tubuh kita!!!
DWI RATNAWATI mengatakan…
Iya mbak kita memang harus waspada dan mulai membudayakan hidup sehat sejak dini.
Arina Mabruroh mengatakan…
Senang sekarang peerintah gencar melakukan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat. Semoga bisa terwujud eliminasi hepatitis sesuai program pemerintah
DWI RATNAWATI mengatakan…
Aamin semoga program pemerintah dalam memerangi hepatitis berhasil.
Ayu Pujastuti mengatakan…
Semoga kita sehat sehat selalu agar bisa berkarya 🙏🙏🙏
CASMUDI mengatakan…
Hepatitis, bagai datang tak permisi. Semua bisa terjangkit kalau gak wasapada.
DWI RATNAWATI mengatakan…
Aamiin itu yang diharapkan kita semua.
DWI RATNAWATI mengatakan…
Iya betul kita harus selalu waspada.

Postingan populer dari blog ini

Informa Menampilkan Produk Berkualitas Dengan Harga Promo

Melindungi Penyakit Kritis Dengan PRUCritical Benefit 88

MENIKMATI TEDUHNYA MAHA GANGGA VALLEY KARANGASEM BALI