Megibung, Makan Bersama Ala Tradisi Bali yang Tetap Lestari

Menjaga Tradisi Megibung Tetap Lestari (Sumber: dokumen pribadi)


Kalian suka makan bersama-sama? Atau, hangout bersama teman atau keluarga untuk menikmati kuliner di sebuah restoran? Keceriaan dan gelak tawa akan bercampur menjadi satu, bukan? Ya, jalinan kekeluargaan akan semakin erat. 

Apalagi, gaya hidup millenial yang suka “ngumpul bareng” menjadi trending sekarang ini. Menikmati kuliner bareng sudah menjadi gaya hidup. Namun, tahukah anda bahwa makan bersama menjadi sebuah kearifan lokal di beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya, di pulau Seribu Pura Bali. Makan bersama yang dikenal dengan nama Megibung telah menjadi tradisi  Bali yang masih lestari hingga kini.

Menu Mengusung Tradisi di Era Millenial

Sebenarnya, adat Megibung sudah muncul dan dikenal ratusan tahun yang lalu. Perlu diketahui bahwa Megibung sebenarnya bermula dari salah satu kabupaten di Bali yaitu Karangasem. Oleh karena itu, Megibung merupakan tradisi yang dimiliki oleh warga Karangasem. Kabupaten yang terletak di ujung timur Bali. 

Menurut Wikipedia, kata “Megibung” berasal dari kata “gibung” yang diberi awalan me-. Kata “Gibung” sendiri berarti  kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang, yakni saling berbagi antara satu orang dengan yang lainnya. Atau, Megibung adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang untuk duduk makan bersama dan saling berdiskusi dan berbagi pendapat.

Menilik sejarah, tradisi Megibung awal mulanya diperkenalkan oleh Raja Karangasem yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar tahun 1614 Caka atau 1692 Masehi. Tradisi tersebut dibawa oleh I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem saat menang perang dalam menaklukan kerajaan-kerajaan di Sasak, Lombok. 

Dahulu, saat prajurit sedang makan, Sang Raja membuat aturan makan bersama dalam posisi melingkar yang dinamakan Megibung. Bahkan, Sang Raja ikut makan bersama dengan para prajuritnya. Dan, kini tradisi yang bertujuan untuk mengikat kebersamaan warga ini masih turun temurun dilakukan. Bahkan telah menjadi kebanggaan masyarakat Karangasem.

Lantas, menu apa yang menjadi santapan pada saat Megibung? Meskipun, menu semakin variatif di era millenial. Namun, hidangan yang seringkali disajikan masyarakat Hindu Bali saat Megibung berupa babi yang diolah jadi sate, lawar, komoh, gegubah, atau pepesan. Disamping itu ada olahan daging ayam, kambing atau sapi.

Hidangan Megibung semakin khas dengan adanya lawar dan uraban yang disantap paling awal. Sedangkan, sate dan gegubah yang disantap paling akhir. Hal ini dikarenakan  untuk menghemat daging. Tetapi, masih memberi efek rasa kenyang.


Menu Megibung yang mengundang selera (Sumber: dokumen pribadi)


Ketika masyarakat Bali makin beraneka ragam, maka tradisi Megibung pun bisa dilakukan bukan hanya untuk masyarakat Hindu. Masyarakat yang beragama di luar Hindu juga bisa melestarikan tradisi Megibung tersebut. Bukan hanya disantap setelah perayaan pura atau ngaben. Masyarakat selain Hindu seperti Islam juga bisa menikmati santapan Megibung saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Karena, perbedaan Megibung terletak pada bahan untuk lauk pauk. 

Hidangan Megibung biasanya disajikan di atas nampan yang dialasi dengan  daun pisang. Lauk pauk dan sayur yang biasa disebut sebagai Karangan atau Selaan akan ditaruh di atas nasi putih. Kurang lebih 5-8 orang duduk melingkari nampan. Sedangkan, pepara bertugas  menuangi  nasi dan lauk dalam wadah tersebut. 


Petugas atau pepara menyajikan menu Megibung (Sumber: dokumen pribadi)


Kearifan Lokal

Air minum yang disediakan dalam Megibung bersahabat dengan alam yaitu berbentuk  kendi yang terbuat dari tanah liat. Di mana, cara meminumnya diteguk dari ujung kendi sehingga bibir tidak menyentuh kendi. Tradisi ini biasa dikenal dengan nama Nyeret. Namun, karena jamannya makin maju maka air minum disediakan dalam bentuk air mineral kemasan.  

Dengan Megibung, banyak kearifan lokal yang bisa diambil hikmahnya. Hal inilah yang merangsang kita untuk melestarikan tradisi Megibung. Seperti, sebagai tanda terima kasih dan menjalin keakraban saat menjamu tamu dalam sebuah acara hajatan. Dan, saat Megibung perlu menjaga etika makan. Di mana, setiap orang perlu mencuci tangan terlebih dahulu. 

Juga, setiap orang yang ikut Megibung wajib memperhatikan rambu-rambu larangan. Larangan yang perlu diperhatikan saat Megibung adalah  tidak boleh menjatuhkan sisa makanan dari suapan dan tidak boleh mengambil makanan yang ada di sebelah kita. 

Selesai makan pun harus bareng-bareng. Jika, ada yang sudah kenyang duluan maka tidak boleh meninggalkan tempat Megibung atau teman lainnya.

Saat semua orang selesai makan, baru bisa mencuci tangan. Kemudian, semua orang bisa meninggalkan tempat makan bersama-sama sebagai lambang kebersamaan. 

Megibung sering dilaksanakan saat upacara Hindu Bali. Seperti, Upacara Dewa Yadnya, Upacara Pitra Yadnya, Upacara Bhuta Yadnya, Upacara Rsi Yadnya, Upacara Manusa Yadnya, upacara potong gigi, otonan anak, pernikahan, hingga ngaben. Ada hal yang menarik saat tradisi Megibung adalah ketiadaan strata atau status sosial. Kasta yang sangat lekat dalam budaya Bali tidak memiliki perbedaan. Semua orang berbaur menjadi satu menikmati hidangan yang ada. 

Di era digital ini, tradisi Megibung masih terjaga dengan baik. Bahkan, Bali sebagai destinasi wisata terbaik di Indonesia, tradisi Megibung banyak dilakukan oleh pelaku industri pariwisata. Mereka mengemas tradisi Megibung  menjadi acara menarik untuk menggaet tamu. Seperti, yang banyak dilakukan dalam industri perhotelan. 

Ketika era digital berkembang, tradisi Megibung tetap terjaga di Bali. Megibung bukan hanya sekedar tradisi yang menawarkan kearifan lokal. Tetapi, tradisi Megibung telah menjadi tren makan bersama masyarakat Bali. Saat mereka merindukan makan bersama secara tradisional. 

Ya, Megibung telah menjadi tren ala hangout generasi millenial. Anda ingin makan bersama dengan suasana Bali? Maka, Megibung adalah jawabannya. 



Komentar

CASMUDI mengatakan…
Megibung itu bikin senang saat menikmatinya
DWI RATNAWATI mengatakan…
Iya nih acsra Megibung seperti ini harus selalu dilestarikan.

Postingan populer dari blog ini

Informa Menampilkan Produk Berkualitas Dengan Harga Promo

Melindungi Penyakit Kritis Dengan PRUCritical Benefit 88

MENIKMATI TEDUHNYA MAHA GANGGA VALLEY KARANGASEM BALI